Mozaik Seni Budaya

Generasi muda yang ingin menambah wawasan seni budaya, dan musik, di sini tempatnya (Poltak Sinaga)

Jumat, 13 April 2012

Kilas Musik Seriosa


Musik seriosa merupakan salah satu jenis musik modern di Indonesia yang berasal dari jenis musik lied (Jeman) atau art song (Inggris).  Musik seriosa mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an  sejalan dengan penyelenggaraan pemilihan Bintang Radio dan Televisi (BRTV).  Komposisi dan penyajian musik seriosa persis dengan jenis lied dimana lagu dan musik iringannya telah menyatu.  Biasanya lagu-lagu seriosa diiringi oleh piano namun ada juga dengan iringan ensambel atau orkes.
Untuk dapat membawakan lagu-lagu seriosa dengan baik, membutuhkan suatu persyaratan yang mencakup, kemampuan teknik vokal yang baik karena lagu-lagu seriosa merupakan adaptasi dari jenis lagu lied di Jerman atau art song di Inggris,  merupakan bentuk nyanyian tunggal dengan iringan piano, yang dapat dinyanyikan dengan baik setelah terlebih dahulu menguasai teknik-teknik vokal. Teknik-teknik vokal tersebut mencakup, teknik produksi suara yang membahas berbagai hal yang erat kaitannya dengan organ-organ tubuh yang berkaitan dengan produksi suara seperti pernafasan, sumber bunyi, gema suara, dan artikulasi.
Keberadaan  Sekolah Menengah Musik, Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan seni musik memiliki fungsi dan peranan penting dalam perkembangan musik seriosa. Di sisi lain para komponis Indonesia telah berupaya menciptakan lagu-lagu seriosa untuk melengkapi khasanah repertoar (buah musik) untuk spesialisasi vokal.
  Lagu-lagu seriosa Indonesia yang dipakai sebagai buah musik dalam spesialisasi vokal tersebut berdasarkan tema syairnya  dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : 
1.      Mengisahkan tentang keindahan alam seperti, Irama Desa (karya  Iskandar), Fajar Harapan (karya Ismail Marzuki),  Senja di Pelabuhan Perahu (karya Mochtar Embut),  dan lain sebagainya.
2.      Mengisahkan hal percintaan seperti, Sandiwara (karya Mochtar Embut),  Lumpur Bermutiara (karya Surni Wakirman),  Bagi Kekasih (karya Binsar Sitompul), O, Angin (karya Cornel Simanjuntak),  Lagu Pujaan (karya Iskandar), dan lain sebagainya.
3.      Mengisahkan tentang patriotisme (kepahlawanan) seperti, Lagu Untuk Pahlawan (Karya FA. Warsono),  Fajar Harapan (karya Ismail Marzuki), Melati di Tapal Batas (karya Ismail Marzuki), dan sebagainya.
Lagu-lagu tersebut digubah atau diciptakan dengan mengacu kepada lagu-lagu lied atau art song, baik dalam tingkat kesulitan maupun penggarapan musik iringan, sehingga lagu-lagu seriosa dapat disejajarkan dengan  lied atau art song.  Misalnya, lagu Irama Desa karya Iskandar dapat disejajarkan dengan Arie Antiche (lagu-lagu dalam bahasa Italia) dan Caro Mio Ben karya Giordani.  Lagu Mekar Melati karya Cornel Simanjuntak dapat disejajarkan dengan lagu O Cessate di Piargarmi karya A. Scarlatti.  Lagu Malam Indah karya Syafii Embut, dapat disejajarkan dengan lagu, Victoria-Victoria Mio Core karya  Carissimi, dan sebagainya.

Perkembangan Musik Seriosa
Secara historis kultur musik modern di Indonesia mulai terlihat ketika orkes HIK Xaverius Kolage di Muntilan, Jawa Tengah pada tahun 1935 dengan lebih dari 60 orang pemain, berkarya dan mempergelarkan karya-karya komposer Schubert, Beethoven, Borodin, dan berbagai karya komposer lainnya dibawah asuhan J. Schouten. Sitompul (1987 : 19) mengemukakan, bahwa J. Schouten sering menyanyikan komposisi musik vokal dari berbagai zaman sekaligus memainkan iringan pianonya dengan sangat mengesankan.
Perkenalan lagu-lagu Schubert dan berbagai karya komposer lainnya sebagaimana dilakukan oleh Schouten, berhasil menanamkan pemahaman yang mendalam pada para siswa HIK Xaverius Kolage seperti,  Cornel Simanjuntak, Binsar Sitompul, dan seluruh siswa sekolah tersebut. Pada tahun-tahun pertama di Muntilan (1935) Cornel Simanjuntak telah memperlihatkan kemampuannya untuk menggubah berbagai karya sastra dari beberapa pujangga Indonesia seperti, Amir Hamzah dan Sanusi Pane menjadi  beberapa lagu seriosa yang terhimpun dalam buku, Madah Kelana.  Kemudian setelah itu  Cornel Simanjuntak menggubah sajak-sajak, O Angin, Kemuning, dan Wijaya Kusuma, menjdi lagu-lagu seriosa yang sangat digemari oleh pencita lagu-lagu seriosa.
Komponis lainya yang banyak menciptakan lagu-lagu seriosa adalah, Binsar Sitompul, Mochtar Embut, Iskandar, Ismail Marzuki, Surni Wakirman, FX.Sutopo, Syafii Embut, FA.Warsono, dan sebagainya. Karya-karya para komponis Indonesia tersebut menjadi bahan dalam studi vokal di berbagai sekolah musik di Indonesia.
Melihat keberadaan dan perkembangan lagu-lagu seriosa Indonesia, dapat dikatakan bahwa jenis lagu-lagu ini tidak begitu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.  Penggemarnya hanya  terbatas pada segmen tertentu saja yaitu para siswa atau mahasiswa jurusan musik serta sebagian kecil masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar