Musik seriosa merupakan
salah satu jenis musik modern di Indonesia yang berasal dari jenis musik lied (Jeman) atau art song (Inggris). Musik
seriosa mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an sejalan dengan penyelenggaraan pemilihan
Bintang Radio dan Televisi (BRTV).
Komposisi dan penyajian musik seriosa persis dengan jenis lied
dimana lagu dan musik iringannya telah menyatu.
Biasanya lagu-lagu seriosa diiringi oleh piano namun ada juga dengan
iringan ensambel atau orkes.
Untuk dapat membawakan
lagu-lagu seriosa dengan baik, membutuhkan suatu persyaratan yang mencakup,
kemampuan teknik vokal yang baik karena lagu-lagu seriosa merupakan
adaptasi dari jenis lagu lied di Jerman atau art song di Inggris, merupakan bentuk nyanyian tunggal dengan iringan piano, yang dapat
dinyanyikan dengan baik setelah terlebih dahulu menguasai teknik-teknik vokal.
Teknik-teknik vokal tersebut mencakup, teknik produksi suara yang
membahas berbagai hal yang erat kaitannya dengan organ-organ tubuh yang
berkaitan dengan produksi suara seperti pernafasan, sumber bunyi, gema suara,
dan artikulasi.
Keberadaan
Sekolah Menengah Musik, Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan seni musik
memiliki fungsi dan peranan penting dalam perkembangan musik seriosa. Di sisi
lain para komponis Indonesia telah berupaya menciptakan lagu-lagu seriosa untuk
melengkapi khasanah repertoar (buah musik) untuk spesialisasi vokal.
Lagu-lagu seriosa Indonesia yang dipakai
sebagai buah musik dalam spesialisasi vokal tersebut berdasarkan tema
syairnya dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu :
1.
Mengisahkan tentang keindahan alam seperti, Irama Desa (karya Iskandar), Fajar Harapan (karya
Ismail Marzuki), Senja di Pelabuhan
Perahu (karya Mochtar Embut), dan
lain sebagainya.
2.
Mengisahkan hal percintaan seperti, Sandiwara (karya Mochtar Embut), Lumpur Bermutiara (karya Surni
Wakirman), Bagi Kekasih (karya Binsar
Sitompul), O, Angin (karya Cornel Simanjuntak), Lagu Pujaan (karya Iskandar), dan lain
sebagainya.
3.
Mengisahkan tentang patriotisme (kepahlawanan) seperti, Lagu Untuk Pahlawan
(Karya FA. Warsono), Fajar Harapan
(karya Ismail Marzuki), Melati di Tapal Batas (karya Ismail
Marzuki), dan sebagainya.
Lagu-lagu tersebut digubah atau diciptakan dengan mengacu
kepada lagu-lagu lied atau art song, baik dalam tingkat kesulitan
maupun penggarapan musik iringan, sehingga lagu-lagu seriosa dapat disejajarkan
dengan lied atau art
song. Misalnya, lagu Irama Desa karya
Iskandar dapat disejajarkan dengan Arie Antiche (lagu-lagu dalam bahasa
Italia) dan Caro Mio Ben karya Giordani.
Lagu Mekar Melati karya Cornel Simanjuntak dapat disejajarkan
dengan lagu O Cessate di Piargarmi karya A. Scarlatti. Lagu Malam Indah karya Syafii Embut,
dapat disejajarkan dengan lagu, Victoria-Victoria Mio Core karya Carissimi, dan sebagainya.
Perkembangan Musik Seriosa
Secara historis kultur
musik modern di Indonesia mulai terlihat ketika orkes HIK Xaverius Kolage di
Muntilan, Jawa Tengah pada tahun 1935 dengan lebih dari 60 orang pemain,
berkarya dan mempergelarkan karya-karya komposer Schubert, Beethoven, Borodin,
dan berbagai karya komposer lainnya dibawah asuhan J. Schouten. Sitompul (1987
: 19) mengemukakan, bahwa J. Schouten sering menyanyikan komposisi musik vokal
dari berbagai zaman sekaligus memainkan iringan pianonya dengan sangat
mengesankan.
Perkenalan lagu-lagu
Schubert dan berbagai karya komposer lainnya sebagaimana dilakukan oleh
Schouten, berhasil menanamkan pemahaman yang mendalam pada para siswa HIK
Xaverius Kolage seperti, Cornel
Simanjuntak, Binsar Sitompul, dan seluruh siswa sekolah tersebut. Pada
tahun-tahun pertama di Muntilan (1935) Cornel Simanjuntak telah memperlihatkan
kemampuannya untuk menggubah berbagai karya sastra dari beberapa pujangga
Indonesia seperti, Amir Hamzah dan Sanusi Pane menjadi beberapa lagu seriosa yang terhimpun dalam
buku, Madah Kelana. Kemudian
setelah itu Cornel Simanjuntak menggubah
sajak-sajak, O Angin, Kemuning, dan Wijaya Kusuma, menjdi
lagu-lagu seriosa yang sangat digemari oleh pencita lagu-lagu seriosa.
Komponis lainya yang
banyak menciptakan lagu-lagu seriosa adalah, Binsar Sitompul, Mochtar Embut,
Iskandar, Ismail Marzuki, Surni Wakirman, FX.Sutopo, Syafii Embut, FA.Warsono,
dan sebagainya. Karya-karya para komponis Indonesia tersebut menjadi bahan dalam
studi vokal di berbagai sekolah musik di Indonesia.
Melihat keberadaan dan
perkembangan lagu-lagu seriosa Indonesia, dapat dikatakan bahwa jenis lagu-lagu
ini tidak begitu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Penggemarnya hanya terbatas pada segmen tertentu saja yaitu para
siswa atau mahasiswa jurusan musik serta sebagian kecil masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar